Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsisten sangat dibutuhkan Dalam sebuah Harapan

Konsisten sangat dibutuhkan Dalam sebuah Harapan

Harapan itu Awal

Ini tutur cerita tentang harapan. Tapi ijinkan aku memulainya dengan nol dan lampu pijar. Hubungannya? Nanti kau juga tahu.
***
“0” (baca : nol). Ini angka yang mungkin bagimu tidak ada makna. Ditakuti rata-rata anak sekolah apalagi pengusaha. Bila “nol” yang didapat, hidup tak ada gairah. Inginnya mati saja rasanya. Padahal, andai si nol tak ada, begitu repotnya dunia. Coba serahkan kepada orang Romawi dulu untuk menuliskan angka 1.888. Akan repot sekali dan panjang pula: MDCCCLXXXVIII. Itu baru ribuan. Bagaimana bila sampai jutaan? Miliaran? Triliunan? Beruntung dunia dianugerahi Al-Khawarizmi. Ilmuan pakar angka yang memperkenalkan si nol.
***
Lampu pijar itu terang untuk dunia. Bayangkan jika ia tak ada. Sepertinya lilin ataupun obor belum kuasa untuk mengusir gulita. Lewat tangan seorang lelaki yang berkali-kali gagal, wujudkan impiannya, menerangi dunia. Thomas Alva Edison, manusia pantang menyerah. Tempat penelitiannya pernah menyala terbakar. Sebelum lampu pijarnya, menyala di sudut-sudut dunia.
***
Konsisten


Nol, darinya kita belajar tentang harapan menyederhanakan angka, memudahkan manusia. Lampu pijar adalah titik pencapaian harapan untuk mengusir gelapnya semesta. Artinya hari ini aku berdiri pada posisi yang sama dengan Al-Khawarizmi dan Thomas Alva Edison. Tentu bukan kesamaan dalam hasil karya. Apalah aku yang belum mampu hadirkan cinderakarya. Apalagi mau berarti untuk dunia? Masih jaulah.

Aku, Al-Khawarizmi dan Thomas Alfa Edison ada pada titik yang sama. Sama-sama memulainya dari harapan sederhana. Nol itu bicara tentang harapan menyederhanakan yang sulit. Lampu pijar sedang berkisah tentang jalan menerangi dunia. Pun tentang aku hari ini. Sedang meletakkan bata pertama –dari sebuah bangunan karya- yang kusebut harapan. Bertahan untuk membuat 14 tulisan, terus menerus, bagiku tidak mudah.

@bentangpustaka telah melayangkan tantangan. Dan aku menerimanya. Entah seperti apa aku dan tulisanku di hari ke-14 nanti? Ah, yang penting aku sudah memulainya dengan permulaan yang sama dengan para pengukir sejarah dunia itu. Ya, harapan. Sebab harapan adalah awal.

Harapan kan sangat mudah Diawal karena pada saat itu harapan sekaran akan sangat menggebuh gebuh, tapi harapan itu jangan hanya kita lihat awalnya. juga kita harus melihat akhir dari harapan tersebut.

Mengharapkan sesuatu memang membutuhkan waktu, tenaga ataupun pengorbanan. Dari semua yang kita lalui awal bukanlah penentu dari segalnya tapi akhir dari dari pengharapan kita.

Memperjuangkan sebuah harapan bukanlah hal yang mudah jika kita bisa lalui dengan konsisiten dengan penuh perjuangan dan tantangan. Maka dari itu, mari semangat memperjuangkan harapan yang semangatnya bukan hanya diawal tapi bisa konsisten hingga akhir.

By :  @adiwijayawmx

Andi Aksa Perkenalkan nama saya Andi Muh. Aksa Asri atau yang dipanggil Aksa, saya adalah seorang pelajar dari salah satu sekolah Favorit di Makassar. Di blog yang saya bangun ini kami berusaha membuat artikel yang benar-benar berkualitas dan tentunya Original.

Post a Comment for "Konsisten sangat dibutuhkan Dalam sebuah Harapan"